Cara-Cara
Pemberian Obat
Pemberian obat yang aman dan akurat adalah tanggung
jawab penting bagi seorang perawat. Meskipun obat menguntungkan, namun bukan
berarti tanpa reaksi yang merugikan. Sebagai seorang perawat harus mengetahui
prinsip-prinsip dalam pemberian obat secara aman yang dikenal dengan prinsip
enam benar.
cara-pemberian-obatDalam mengkonsumsi obat,
ditemukan banyak cara yang dapat dilakukan tergantung delegasi dokter. Berikut
ini adalah beberapa cara pemberian obat :
Efek Sistemik
1. Per
Oral

Merupakan cara pemberian obat yang
paling umum dilakukan. Tujuan pemeberian obat oral adalah untuk mencegah,
mengobati, mengurangi rasa sakit sesuai dengan efek terapi dari jenis obat.
Obat oral baik sekali untuk mengobati infeksi usus.
Bentuk sediaan obat oral
diantaranya yaitu : tablet, kapsul, obat hisap, sirup dan tetesan.
Contoh obat : bodrex, OBH, Insto
Salah satu cara pemberian obat oral
yaitu melalui sub lingual, yang merupakan cara pemberiannya ditaruh dibawah
lidah. Tujuannya adalah agar efek yang ditimbulkan bisa lebih cepat karena
pembuluh darah dibawah lidah merupakan pusat dari sakit.
Namun kekurangannya adalah kurang
praktis untuk digunakan terus menerus dan dapat merangsang selaput lendir
mulut.
2. Oromukosal
Pemberiannya melalui mukosa di rongga
mulut, ada dua cara yaitu :
a. Sublingual

pemberian
obat yang cara pemberiannya ditaruh di bawah lidah. Tujuannya adalah agar efek
yang ditimbulkan bisa lebih cepat karena pembuluh darah di bawah lidah
merupakan pusat dari sakit. Contoh : tablet Isosorbid dinitrat
b. Bukal

Pemberian
obat secara bukal adalah memberika obat dengan cara meletakkan obat diantara
gusi dengan membran mukosa diantara pipi. Contoh obat : tablet sandopart
3. Injeksi

Pemberian obat secara parenteral,
di bawah atau menembus kulit atau selaput ledir. Suntikan atau injeksi
digunakan untuk memberikan efek dengan cepat.
1.
Subcutan/Hipodermal (sc) : Penyuntikkan dibawah kulit, Obatnya tidak
mernagsang dan larut dalam air atau minyak, Efeknya agak lambat dan dapat
digunakan sendiri misalnya : penyuntikan insulin pada penderita diabetes.
2. Intramuskular (im) : Penyuntikan
dilakukan dalam otot misalnya, penyuntikan antibiotika atau dimana tidak banyak
terdapat pembuluh darah dan syaraf, misalnya otot pantat atau lengan atas
3. Intravena (iv) : Penyuntikan
dilakukan ke dalam pembuluh darah, Reaksinya sangat cepat yaitu waktu satu
peredaran darah, obat sudah beredar ke seluruh tubuh atau jaringan, Dapat
menimbulkan reaksi-reaksi hebat seperti turunnya tekanan darah secara mendadak,
shock, dsb. Infus intravena dengan obat sering dilakukan di rumah sakit dalam
keadaan darurat atau dengan obat yang cepat metabolismenya dan eksresinya guna
mencapai kadar plasma yang tetap tinggi
4.
Intra arteri (ia) : Penyuntikan dilakukan pada pembuluh nadi, Dilakukan
untuk membanjiri suatu organ misalnya pada Kanker Hati
5.
Intra cutan (ic) : Penyuntikkan dilakukan dalam kulit, Absorpsi sangat
perlahan misalnya pada tuberculin test dati Mantoux
6.
Intra lumbal : Penyuntikan dilakukan ke dalam ruas pinggang (sumsum
tulang belakang) misalnya untuk anestesi umum
7.
Intra peritonial : Penyuntikan ke dalam selaput perut
8. Intra cardial : Penyuntikan ke
dalam jantung
9.
Intra pleural :Penyuntikan ke dalam rongga pleura (paru-paru)
10. Intra articulair : Penyuntikan
ke dalam celah-celah sendi
4. Implan

Pemberian obat dalam bentuk pellet
steril dimasukkan di bawah kulit dengan alat khusus (trocar) dan digunakan
untuk efek yang lama. Contoh :
Freevision, singbiller
5. Rektal

6. Transdermal

Cara pemakaian melalui permukaan
kulit berupa plester, obat menyerap secara perlahan dan kontinu masuk ke dalam
system peredaran darah, langsung ke jantung, Contoh obat : Oxytrol
Efek Lokal
1. Kulit
(per kutan)

Obat diberikan dengan jalan
mengoleskan pada permukaan kulit, bentuk obat dapat dalam sediaan salep, krim,
lotio. Contoh obat : Ketokonazole, trombophob gel
2. Inhalasi

Obat disemprotkan untuk disedot
melalui hidung atau mulut dan penyerapan dapat terjadi pada selaput mulut,
tenggorokan dan pernapasan. Contoh obat : Ventolin inhaler
3. Mukosa
mata dan telinga

Obat ini diberikan melalui mukosa
dan telinga, bentuknya obat tetes atau salep, obat diresorpsi ke dalam darah
dan menimbulkan efek. Contoh obat : Insto, rotho
4. Intravaginal
Obat diberikan melalui selaput
lender mukosa vagina, biasanya berupa obat antifungi dan pencegah kehamilan.
Contoh obat : vagidastin,
5. Intranasal
Obat ini diberikan melalui selaput
lendir hidung untuk menciutkan mukosa hidung yang membengkak. Contoh obat :
Otrivin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar