Sabtu, 08 Oktober 2016

Cara-Cara Pemberian Obat
Pemberian obat yang aman dan akurat adalah tanggung jawab penting bagi seorang perawat. Meskipun obat menguntungkan, namun bukan berarti tanpa reaksi yang merugikan. Sebagai seorang perawat harus mengetahui prinsip-prinsip dalam pemberian obat secara aman yang dikenal dengan prinsip enam benar.
cara-pemberian-obatDalam mengkonsumsi obat, ditemukan banyak cara yang dapat dilakukan tergantung delegasi dokter. Berikut ini adalah beberapa cara pemberian obat :

Efek Sistemik
1.     Per Oral
Hasil gambar untuk pemberian obat secara oral
Merupakan cara pemberian obat yang paling umum dilakukan. Tujuan pemeberian obat oral adalah untuk mencegah, mengobati, mengurangi rasa sakit sesuai dengan efek terapi dari jenis obat. Obat oral baik sekali untuk mengobati infeksi usus.
Bentuk sediaan obat oral diantaranya yaitu : tablet, kapsul, obat hisap, sirup dan tetesan.
Contoh obat : bodrex, OBH, Insto
Salah satu cara pemberian obat oral yaitu melalui sub lingual, yang merupakan cara pemberiannya ditaruh dibawah lidah. Tujuannya adalah agar efek yang ditimbulkan bisa lebih cepat karena pembuluh darah dibawah lidah merupakan pusat dari sakit.
Namun kekurangannya adalah kurang praktis untuk digunakan terus menerus dan dapat merangsang selaput lendir mulut.

2.     Oromukosal
Pemberiannya melalui mukosa di rongga mulut, ada dua cara yaitu :
a.     Sublingual
Hasil gambar untuk pemberian obat secara sublingual
pemberian obat yang cara pemberiannya ditaruh di bawah lidah. Tujuannya adalah agar efek yang ditimbulkan bisa lebih cepat karena pembuluh darah di bawah lidah merupakan pusat dari sakit. Contoh : tablet Isosorbid dinitrat
b.     Bukal
Hasil gambar untuk pemberian obat secara sublingual
Pemberian obat secara bukal adalah memberika obat dengan cara meletakkan obat diantara gusi dengan membran mukosa diantara pipi. Contoh obat : tablet sandopart

3.     Injeksi
Hasil gambar untuk pemberian obat secara injeksi
Pemberian obat secara parenteral, di bawah atau menembus kulit atau selaput ledir. Suntikan atau injeksi digunakan untuk memberikan efek dengan cepat.
1.  Subcutan/Hipodermal (sc) : Penyuntikkan dibawah kulit, Obatnya tidak mernagsang dan larut dalam air atau minyak, Efeknya agak lambat dan dapat digunakan sendiri misalnya : penyuntikan insulin pada penderita diabetes.

2. Intramuskular (im) : Penyuntikan dilakukan dalam otot misalnya, penyuntikan antibiotika atau dimana tidak banyak terdapat pembuluh darah dan syaraf, misalnya otot pantat atau lengan atas

3. Intravena (iv) : Penyuntikan dilakukan ke dalam pembuluh darah, Reaksinya sangat cepat yaitu waktu satu peredaran darah, obat sudah beredar ke seluruh tubuh atau jaringan, Dapat menimbulkan reaksi-reaksi hebat seperti turunnya tekanan darah secara mendadak, shock, dsb. Infus intravena dengan obat sering dilakukan di rumah sakit dalam keadaan darurat atau dengan obat yang cepat metabolismenya dan eksresinya guna mencapai kadar plasma yang tetap tinggi

4.  Intra arteri (ia) : Penyuntikan dilakukan pada pembuluh nadi, Dilakukan untuk membanjiri suatu organ misalnya pada Kanker Hati

5.  Intra cutan (ic) : Penyuntikkan dilakukan dalam kulit, Absorpsi sangat perlahan misalnya pada tuberculin test dati Mantoux

6.  Intra lumbal : Penyuntikan dilakukan ke dalam ruas pinggang (sumsum tulang belakang) misalnya untuk anestesi umum

7.  Intra peritonial : Penyuntikan ke dalam selaput perut

8. Intra cardial : Penyuntikan ke dalam jantung

9.  Intra pleural :Penyuntikan ke dalam rongga pleura (paru-paru)

10. Intra articulair : Penyuntikan ke dalam celah-celah sendi

4.     Implan
Hasil gambar untuk pemberian obat secara implan
Pemberian obat dalam bentuk pellet steril dimasukkan di bawah kulit dengan alat khusus (trocar) dan digunakan untuk efek yang lama.  Contoh : Freevision, singbiller

5.     Rektal
Hasil gambar untuk pemberian obat secara rektal
cara pemberiannya melalui dubur atau anus. Maksudnya adalah mempercepat kerja obat serta bersifat lokal dan sistematik. Biasanya adalah obat pencahar atau obat agar bia buang air besar. Biasanya dalam lingkup rumah sakit pada pasien yang akan operasi besar ataupun sudah lama tidak bisa buang air besar. Dan pemberian obat yang benar juga harus  diperhatikan. Contoh : Suppositoria

6.     Transdermal
Hasil gambar untuk pemberian obat secara transdermal
Cara pemakaian melalui permukaan kulit berupa plester, obat menyerap secara perlahan dan kontinu masuk ke dalam system peredaran darah, langsung ke jantung, Contoh obat : Oxytrol

Efek Lokal
1.     Kulit (per kutan)
Hasil gambar untuk pemberian obat secara salep
Obat diberikan dengan jalan mengoleskan pada permukaan kulit, bentuk obat dapat dalam sediaan salep, krim, lotio. Contoh obat : Ketokonazole, trombophob gel

2.     Inhalasi
Hasil gambar untuk pemberian obat secara inhalasi
Obat disemprotkan untuk disedot melalui hidung atau mulut dan penyerapan dapat terjadi pada selaput mulut, tenggorokan dan pernapasan. Contoh obat : Ventolin inhaler

3.     Mukosa mata dan telinga
Hasil gambar untuk pemberian obat secara mukosa mata dan telinga
Obat ini diberikan melalui mukosa dan telinga, bentuknya obat tetes atau salep, obat diresorpsi ke dalam darah dan menimbulkan efek. Contoh obat : Insto, rotho

4.     Intravaginal
 Hasil gambar untuk pemberian obat secara intravaginal
Obat diberikan melalui selaput lender mukosa vagina, biasanya berupa obat antifungi dan pencegah kehamilan. Contoh obat : vagidastin,

5.     Intranasal
Hasil gambar untuk pemberian obat secara Intranasal
Obat ini diberikan melalui selaput lendir hidung untuk menciutkan mukosa hidung yang membengkak. Contoh obat : Otrivin


Tidak ada komentar:

Posting Komentar