Jumat, 07 Oktober 2016

Definisi Ilmu Farmasi

DEFINISI ILMU FARMASI
Banyak sekali disiplin ilmu yang mempelajari lam dan ilmu farmasi adalah salah satunya. Kata farmasi berasal dari bahasa yunani “pharmakon” yang berarti medika atau obat. Dengan demikian, farmasi didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari cara membuat, mencampur, dan meracik obat, serta identifikasi, analisis, dan standarisasi pembakuan obat; termasuk pula pengobatan , sifat-sifat obat, dan distribusinya, serta penggunaannya yang aman.

A. SEJARAH KEFARMASIAN
Obat-obatan, baik dalam bentuk tumbuh-tumbuhan maupun mineral, telah ada jauh lebih awal sebelum manusia. Kemunculan manusia di dunia memulai pemebntukan peradaban dan penyebaraan penyakit. Adanya penyakit pada manusia dan nalurinya untuk mempertahankan hidup serta sebagai makhluk sosial yang saling membutuhkan mendorong manusia untuk terus berusaha menemukan cara pengobatan yang dilanjutkan dengan usaha pencegahan terhadap penyakit.
Ilmu farmasi baru menjadi ilmu pengetahuan yang sesungguhnya pada abad XVII di perancis. Pada tahun  1797 telah berdiri sekolah farmasi pertama di perancis dan buku tentang farmasi mulai diterbitkan dalam beberapa bentuk,antara lain buku pelajaran, majalah , farmakope, ataupun komentar.

Di Indonesia,perkembangan ilmu farmasi sudah dimulai sejak zaman penjajahan belanda sehingga buku pedoman atau undang-undang yang berlaku pada waktu itu berkiblat pada negeri Belanda. Setelah kemerdekaan, buku pedoman dan undang-undang yang dirasakan masih sesuai tetap dipertahankan, sedangkan yang sudah tidak sesuai lagi dihilangkan.
( pengobatan pasien pada zaman dahulu. )


B.   Ilmuwan- ilmuwan yang berjasa dalam perkembangan ilmu farmasi, diantaranya yaitu :

1.    Hippocrates (460 - 370 Sebelum Masehi)
 Hasil gambar untuk Hippocrates
Hippocrates adalah seorang dokter Yunani yang memperkenalkan farmasi dan kedokteran secara ilmiah. Dia menerangkan obat secara rasional, dan menyusun sistematika pengetahuan kedokteran, serta meletakkan pekerjaan kedokteran pada suatu etik yang tinggi. Hasil uraiannya dari beratus-ratus obat-obatan pada masa itu menimbulkan suatu istilah "Farmakon", yang diartikan sebagai obat yang dimurnikan haya untuk tujuan kebaikan.
Hippocrates diberi penghargaan yang tinggi dan disebut sebagai "Bapak Ilmu Kedokteran".

2.    Dioscorides (abad ke-1 Setelah Masehi)
Hasil gambar untuk Dioscorides

Dioscorides adalah seorang dokter Yunani yang juga ahli Botani. Dia meruapakan orang yang pertama kali menggunakan ilmu tumbuhan sebagai Ilmu Farmasi Terapan. Hasil karyanya “De Materia Medika” dianggap sebagai awal dari pengembangan botani farmasi, yang kemudian ilmu bidang ini sekarang dikenal sebagai Farmakognosi.
Obat-obat yang berhasil dibuat oleh Dioscorides antara lain Opium, Ergot, Hyoscyamus, dan Cinnamon.


3.    Galen (130 - 200 Setelah Masehi)
       Hasil gambar untuk galen
Galen adalah seorang dokter dan ahli farmasi bangsa Yunani yang menciptakan suatu sistem yang sempurna dari fisiologi, patologi, dan pengobatan. Dialah yang memulai pembuatan obat-obatan yang berasal dar tumbuhan dengan mencampur atau melebur masing-masing bahan, yang sekarang ini disebut sebagai "Farmasi Galenika".





4.    Philippus Aureolus Theophratus Bombastus van Hohenheim (1493 - 1541 Setelah Masehi)
Hasil gambar untuk Philippus Aureolus Theophrastus Bombastus van Hohenheim


Philipus adalah seorang dokter dan ahli kimia dari Swiss yang menyebut dirinya sebagai "Paracelcus". Pengaruhnya sangat besar terhadap perubahan dan perkembangan dunia farmasi, yakni menyiapkan bahan obat yang spesifik untuk melawan penyakit dan memperkenalkan sejumlah besar zat kimia obat secara internal.




5.    Ibnu Al-Baitar


Hasil gambar untuk Ibnu Al-Baitar
Lewat risalahnya yang berjudul Al-Jami fi Al-Tibb (Kumpulan Makanan dan Obat-obatan yang Sederhana), beliau turut memberi kontribusi dalam dunia farmasi. Di dalam kitabnya itu, dia mengupas beragam tumbuhan berkhasiat obat (sekarang lebih dikenal dengan nama herbal) yang berhasil dikumpulkannya di sepanjang pantai Mediterania. Lebih dari dari seribu tanaman obat dipaparkannya dalam kitab itu. Seribu lebih tanaman obat yang ditemukannya pada abad ke-13 M itu berbeda dengan tanaman yang telah ditemukan ratusan ilmuwan sebelumnya. Tak heran bila kemudian Al-Jami fi Al-Tibb menjadi teks berbahasa Arab terbaik yang berkaitan dengan botani pengobatan. Capaian yang berhasil ditorehkan Al-Baitar melampaui prestasi Dioscorides. Kitabnya masih tetap digunakan sampai masa Renaisans di Benua Eropa.

6.     Abu Ar-Rayhan Al-Biruni (973 M – 1051 M)
Hasil gambar untuk Abu Ar-Rayhan Al-Biruni
Al-Biruni mengenyam pendidikan di Khwarizm. Beragam ilmu pengetahuan dikuasainya, seperti astronomi, matematika, filsafat dan ilmu alam. Ilmuwan Muslim yang hidup di zaman keemasan Dinasti Samaniyaah dan Ghaznawiyyah itu turut memberi kontribusi yang sangat penting dalam farmasi. Melalui kitab As-Sydanah fit-Tibb, Al-Biruni mengupas secara lugas dan jelas mengenai seluk-beluk ilmu farmasi. Kitab penting bagi perkembangan farmasi itu diselesaikannya pada tahun 1050 M – setahun sebelum Al-Biruni tutup usia. Dalam kitab itu, Al-Biruni tak hanya mengupas dasar-dasar farmasi, namun juga meneguhkan peran farmasi serta tugas dan fungsi yang diemban seorang farmasis.


7.     Abu Ja’far Al-Ghafiqi (wafat 1165 M)
Hasil gambar untuk Abu Ja’far Al-Ghafiqi
Ilmuwan Muslim yang satu ini juga turut memberi kontribusi dalam pengembangan farmasi. Sumbangan Al-Ghafiqi untuk memajukan ilmu tentang komposisi, dosis, meracik dan menyimpan obat-obatan dituliskannya dalam kitab Al-Jami’ Al-Adwiyyah Al-Mufradah. Kitab tersebut memaparkan tentang pendekatan metodologi eksperimen, serta observasi dalam bidang farmasi.
8.     Al-Razi       
Hasil gambar untuk Al-Razi
Sarjana Muslim yang dikenal di Barat dengan nama Razes itu juga ikut andil dalam membesarkan bidang farmasi. Al-Razi memperkenalkan penggunaaan bahan kimia dalam pembuatan obat-obatan seperti pada obat-obatan kimia sekarang.

9.     Sabur Ibnu Sahl (wafat 869 M)
Ibnu Sahal adalah dokter pertama yang mempelopori pharmacopoeia (farmakope). Dia menjelaskan beragam jenis obat-obatan. Sumbangannya untuk pengembangan farmasi dituangkannya dalam kitab Al-Aqrabadhin. Dalam kitabnya beliau memberikan resep kedokteran tentang kaedah dan teknik meracik obat, tindakan farmakologisnya dan dosisnya untuk setiap penggunaan. Formula ini ditulis untuk ahli-ahli farmasi selama hampir 200 tahun.

10.     Ibnu Sina
Hasil gambar untuk Ibnu Sina
Dalam kitabnya yang fenomenal, Canon of Medicine, Ibnu Sina juga mengupas tentang farmasi. Ia menjelaskan lebih kurang 700 cara pembuatan obat dengan kegunaannya. Ibnu Sina menguraikan tentang obat-obatan yang sederhana.


C.  RUANG LINGKUP KEFARMASIAN
Pepatah mengatakan “Tuntutlah ilmu sampai ke negeri Cina“.Pepatah tersebut menunjukan betapa pentingnya kita sebagai manusia untuk terus menuntut ilmu, karena Tuhan telah menciptakan alam semesta ini sedemikian luas untuk terus-menerus dipelajari manusia. Pembelajaran yang berkelanjutan aka mendorong perkembangan berbagai ilmu pengetahuan.
          Sejalan dengan berkembangnya ilmu pengetahuan, ilmu farmasi pun berkembang sedemikian pesatnya sehingga terbagi menjadi beberapa ilmu yang lebih khusus tetapi saling berkaitan, misalnya farmakologi, farmakognosi, galenika, dan kimia farmasi. Ruang lingkup dunia kefarmasiaan cukup luas sehingga ilmu farmasi tidak dapat berdiri sendiri tanpa adanya cabang ilmu pengetahuan lainnya seperti fisika, kimia, biologi, farmakologi, dan lain-lain.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar